Bukankah kita sama saja? Sama-sama berlari mengejar cahaya didepan. Tak peduli apapun yang menghadang. Entah teman ataupun lawan. Entah rintangan atau malah bantuan. Semua kita terjang.
Bukankah kita tak ada beda? Ingin yang pertama menggenggam cahaya. Menghalalkan segala cara. Entah hanya mendahhului, mendorong, atau bahkan menjatuhkan jika kita tertinggal sejengkal saja. Terdengar menyedihkan bukan?
Aku berdiri disini. Dimana semua cahaya berkumpul menjadi satu. Mengelilingiku. Mengelilingimu juga. Mengelilingi kita. Yang harusnya bisa saling menatap ditempat yang terang ini.
Tapi aku hanya menunduk dalam. Tidak ingin melihatmu. Melirikmu pun enggan. Bukan tidak bisa. Hanya tidak sanggup.
Melihatmu seperti melihat pantulan diriku dalam cermin. Sama saja. Tak ada beda.
Menertawakanmu sama saja menertawakan kebodohanku sendiri. Mengejekmu sama saja mengejek ketololanku sendiri. Menginjakmu, sama saja menginjak harga diriku sendiri.
Dan aku tak mau sepert itu. Sudahlah.. Aku sudah terlalu lelah dengan pertarungan kita yang tak kunjung selesai ini. Semua pertandingan di dunia ii ada batas akhirnya. Lalu kenapa kita tak segera menyelesaikannya? Mengakhirinya sekarang juga.
Sudah cukup dorongan-dorongan yang menyakitkan itu. Toh kita sama-sama menggenggam cahaya terang ini. Sama-sama senang merasakannya. Lalu kapan kita bisa saling membagi senang itu? Tertawa bersama, berjalan beriringan.. Seperti sebelumnya...